Tuesday, June 28, 2016

Review Film: Monster (2003) "Lingkungan Yang Menjadikannya Monster"

Monster Poster
Jujur gue merupakan tipe orang yang sering ngebully orang yang lemah dan memandang mata mereka tetapi itu gue lakukan karena memang gue juga sering dibegitukan sama orang lain yang posisi diatas gue, entah itu yang jago atau yang lebih apalah dan gue sanggup ngerasain kehidupan Aileen di film ini. Sejak umur 8 tahun dia diperkosa oleh teman ayahnya dan ia tak bisa melakukan apa-apa walaupun sudah mengadu ke ayahnya sendiri. Lalu pada umur 13 tahun dia mulai melacur akibat itu tadi karena lingkungan. Dan gue sadar kenapa gue orang nya selalu menghina orang lain, membully orang lain dan merendahkan orang lain. Itu karena sejak kecil gue sering dibegitukan jadi mungkin karena ada rasa trauma jadi gue melampiaskan-nya ke-orang lain.

Anyway,  Film ini menceritakan seorang pelacur bernama Aileen Wuornos, sedari kecil ia memimpikan untuk bisa menjadi superstar di Hollywood layaknya Marilyn Monroe tetapi sayang selagi ia tumbuh menjadi remaja yang penuh impian, ia malah menjadi korban perkosaan dan menjadikan ia tumbuh menjadi pelacur hingga saat itu. Depresi akan kehidupan-nya Aileen memutuskan untuk bunuh diri. tetapi sebelum melakukannya ia mampir terlebih dahulu ke Gay Bar dimana ia bertemu dengan Shelby yang secara tidak langsung memberi harapan dia untuk hidup. Lalu cinta yang tak pernah Aileen rasakan sebelumnya tumbuh menjadi besar kepada Shelby, ia rela melakukan apa saja agar Shelby merasa nyaman dan bahagia. Lalu ia pun mencari uang dengan cara melacur, naas-nya ketika ia melayani pelanggan, ia diserang oleh pelanggannya dan bahkan jika saja Aileen tidak melawan ia bakalan menjadi korban pembunuhan. Dan ia pun berhasil melawan pelanggan-nya dengan cara membunuh. Dan itu merupakan titik awal ia menjadi pembunuh berantai yang memangsa pelanggannya. Pernah sekali Aileen berhenti melakukan melacur dan ia mencoba melamar pekerjaan tetapi sayang banyak orang memandang rendah kepada-nya. dan mau tak mau ia melakukan tindakan kriminal demi memuaskan sang pujaan-nya Shelby.



Memang perbuatan Aileen itu salah karena membunuh, tetapi entah mengapa saya bisa bersimpati terhadap-nya, hebat sekali Patty Jenkins bisa membuat penonton-nya mengerti motif mengapa ia bisa tega melakukan itu. Disini Aileen digambarkan sebagai produk manusia yang tersakiti oleh lingkungan. Unsur humanis-nya berhasil disampaikan dengan baik oleh Patty Jenkins. Lalu untuk penampilan Aileen diperankan oleh Charlize Theron yang berhasil mendapatkan oscar dari peran ini. Make-up-nya berhasil menjadikan Charlize Theron yang tadi nya cantik menjadi seseorang yang penuh masalah. Setiap ekspresi yang diperlihatkan berhasil membuat saya mengerti apa yang dihadapi oleh Aileen ini.


My Rate: 8/10

Sunday, June 26, 2016

Review Film: Tom & Jerry: The Fast & The Furry "Balapan Untuk Mengejar Rating TV"

Tom and Jerry: The Fast and the Furry Poster
Ahhh, Tom & Jerry karakter yang tidak pernah mati ini selalu terus menemani anak-anak dari tahun 1940-an sampai sekarang masih tetap eksis dan karakter terus menerus dijadikan sebuah film panjang salah satu nya ini Tom & Jerry: The Fast & The Furry. Jujur tidak ada terobosan baru dalam film ini dimana tetap saja Tom terus mengejar Jerry dan dengan keberuntungan Jerry selalu menang dan tom sial terus selagi mereka dengan atau tanpa sadar sedang menghancurkan barang-barang yang berada disekitar mereka. Tetapi justru mungkin itulah keunikan yang menjadikan Tom & Jerry bisa eksis sampai sekarang. Tom & Jerry: The Fast & The Furry ini disutradari dan ditulis oleh Bill Kopp sutradara langganan film-film Tom & Jerry ini seperti biasa terus menyajikan kekacauan yang dilakukan oleh tikus dan kucing itu.


Friday, June 24, 2016

Review Film: Paprika (2006) "Menjelajahi Mimpi Dengan Paprika"

Saya menegetahui film ini ketika iseng mencari informasi-informasi tentang film Inception (2010) walaupun sudah berapa kali saya nonton film itu tapi penasaran dengan cara pembuatannya, Anyway, ternyata film Inception itu terinsipirasi dari film anime Jepang berjudul Paprika, saya pun langsung melihat trailer film itu, di trailer tersebut menunjukan adegan seorang karakter sedang melihat kaca di tengah kota lalu tiba-tiba kaca itu pecah mengigatkan saya tentang film Inception jadilah saya tertarik dengan film Paprika.
Paprika merupakan adaptasi novel berjudul sama keluaran tahun 1993 film ini merupakan salah satu karya Satoshi Kon (Tokyo Godfather).
Alkisah ketika teknologi sudah maju, terciptalah teknologi DC Mini yaitu teknologi yang memungkinkan psikiater bisa memasuki dan menganalisa mimpi dari pasien.DC Mini masih dalam tahap pengembangan oleh Psikiater terkenal dan cerdas bernama Dr. Atsuko Chiba. Didunia mimpi ketika penampilan bisa dirubah dengan apapun yang kita mau Dr. Atsuko berganti nama dan penampilan menjadi Paprika seorang wanita berambut merah. Suatu hari teknologi DC Mini ini dicuri, bayangkan saja jika teknologi secanggih ini direbut oleh tangan yang tidak bertanggun jawab maka pasti akan kacau. Dr. Atsuko dan teman-temannya secepat mungkin menyelidiki hilang nya mesin ini. Ketika ia menyelidinya ternyata DC Mini bisa mengendalikan seseorang dengan mimpi-nya dari jauh bahkan ketika orang tersebut tidak memakai DC Mini dikepala nya. Ditempat lain seorang pasien Dr. Chiba yaitu Detective Konakawa sedang depresi menghadapi mimpi nya dimana ia sedang mengejar seseorang yang sangat misterius. Setelah menemukan pelaku yang dicurigai ternyata Dr. Ichiba sadar bahwa orang yang ia anggap pelaku itu ternyata bukanlah pelaku kejadian-kejadian aneh yang sedang terjadi dan dalang utama dibalik kejadian aneh itu masih berkeliaran dan akan membahayakan umat manusia yang sedang ada didunia nyata. Ternyata ada konspirasi dibalik ini semua.

Film ini cenderung film yang lumayan rumit jika kita tidak fokus terhadap alur-nya seperti hal-nya dengan Inception timbul akan timbul pertanyaan apakah ini mimpi atau bukan. Serunya film ini menampilkan petualangan dalam mimpi yang cenderung creepy itu dan juga gambar-gambar yang disajikan begitu cantik sekali. menonton film ini ibarat kita sedang bermimpi kita bebas mau ngapain aja mau masuk ke lukisan, mau ngambil kuda dari poster, bahkan merubah penampilan pun bisa dan bayangkan jika kita sedang menikmati mimpi kita dengan asyik lalu tiba-tiba ada seseorang entah siapa menganggu mimpi kita yang lagi seru, itulah kira-kira permasalahan di film Paprika ini.
Ada salah satu filosofi yang saya lihat dari film ini yaitu Janganlah larut dalam impian itu bisa menyebabkan anda lupa terhadap dunia kenyataan dan jika itu terjadi maka impian dan realitas susah dibedakan.


My Rate: 7.5 

Thursday, June 23, 2016

Review Film: The Departed (2006) "Saling Menyelipkan Tikus"



Sedari awal ketika saya mendengar dialog Frank Costello "I don't want to be a product of my enviroment, I want my enviroment to be a product of me." Cadas banget quote nya menurut gue intinya menunjukan seseorang yang tidak mau terpengaruh lingkungan-nya tetapi ingin menjadi orang yang berpengaruh. Mungkin itulah salah satu alasan Frank Costello merekrut Collin Sullivan menjadi anak buah nya sedari kecil. Sama seperti film original yang berjudul Infernal Affairs film ini juga dipenuhi oleh banyak aktor ternama papan atas macam Leonardo Dicaprio, Matt Damon, Mark Whalberg bahkan mantan pemeran joker pun ada yaitu Jack Nicholson. Tidak heran mereka menunjukan performa yang sangat bagus sekali membawakan karakter-nya masing masing khususnya itu Jack Nicholson sebaga Frank Costello.

Wednesday, June 22, 2016

Review Film: A Copy of My Mind "Kisah Kehidupan Penduduk Ibu Kota Yang Nyata"

Salah satu karya Joko Anwar yang penyampaian cerita-nya berbeda dengan kebanyakan film Indonesia lainnya. Di film ini penonton digiring untuk mengikuti kisah orang-orang pinggiran Ibu kota alias orang yang terpinggirkan dibalik kehidupan gemerlap ibukota, film ini merupakan pengalaman bagi anda yang ingin menyaksiksakan tontonan yang jujur serta nyata dalam penyampaiannya. Tidak ada barang-barang produksi yang mewah di film ini yang ada hanyalah sepasang karakter yang dibawakan dengan chemistry yang natural antara kedua karakter nya dan naskah yang kuat, mengapa saya bilang begitu? Karena ketika menonton film ini yang ada di benak saya yaitu bagaimana ketika seseorang membuat film dengan budget sedikit dan beberapa orang pemain tetapi bisa menjadi sebuah sajian yang amat sangat menarik serta inovatif.

Monday, June 20, 2016

Review Film: FINDING DORY (2016) "Permasalahan Dengan Ingatan Jangka Pendek"

13 Tahun yang lalu Pixar merilis sebuah film animasi yang menjadi hits, film tentang kehidupan bawah laut dan juga kisah tentang cinta Ayah kepada anaknya. Lalu 13 tahun kemudian tepatnya pada tahun 2016 Pixar merilis sekuel film ini, jarang sekali Pixar membuat sebuah sekuel selain film Toy Story yap ini adalah film Finding Dory yang sukese menduduki peringkat pertama box office dengan perolehan di Minggu pertama sebesar $186,183,170 untuk penayangan di seluruh dunia dan angka ini pastinya akan bertambah lebih tinggi. Jadi apakah film ini cukup bagus untuk menyamai film pertamanya?

Sunday, June 19, 2016

Review Film: Sundul Gan: The Story of Kaskus: Kisah Perjalanan Kaskus Yang Seru

Well, dibuka dengan tampilan kantor kaskus yang sedang dalam keadaan darurat, lalu kemudian perkenalan kedua tokoh melalui gaya Breaking The Fourth Wall tetapi sayang gaya itu semua hanya dipertontonkan diawal-awal saja. Tetapi menurut gue film ini layak untuk ditonton walaupun masih ada kekurangan disana sini, tetapi sang sutradara sudah berhasil menyampaikan kisah jatuh bangun kaskus dengan cukup baik. Kekurangannya adalah adanya sub-plot untuk menampilkan konflik yang tidak berarti (*BaimWong I'm looking at you)., tapi overall film ini dikemas dengan sedemikian rupa bahkan unik sehingga kesan fun yang coba ditampilkan berhasil membuat saya betah selama film berlangsung.

Review Film: MIDNIGHT SPECIAL (2016) "Hubungan Hangat Antara Ayah Dengan Sang Anak Ajaib"

film ke-4 dari sutradara Jeff Nichols (Mud, Take Shelter) ini membawa kembali aktor setianya yaitu Michael Shannon (Man of Steel). film yang bergenre Sci-Fi ini sukses membawa penonton hanyut terhadap misteri yang ada disepanjang film ini.
Dibuka dengan adegan di sebuah kamar motel Roy (Michael Shannon) dan Alton (Jaeden Lieberher) serta Lucas (Joel Edgerton) telah bersiap bergegas pergi, diketahui ternyata Alton adalah seorang anak ajaib yang diculik oleh Roy dan Lucas dan dianggap utusan Tuhan oleh para pengikut sekte Ranch . Di lain pihak FBI mencurigai sekte tersebut akibat khotbah-khotbah yang disampaikan ternyata mengandung angka koordinat kota-kota besar di Amerika dan pada akhirnya FBI dan Sekte Ranch mulai mengejar Alton untuk keperluan masing-masing pihak.